TOKOH - Mari kita bicara soal pemimpin yang bukan kaleng-kaleng, yang nasionalismenya bikin kita kagum dan nggak gampang luntur. Siapa yang nggak pengen punya pemimpin jujur, adil, amanah, nggak diskriminatif, anti-korupsi, rela berkorban, suportif, dan juga motivatif? Pemimpin model begini nih yang kita idam-idamkan, yang kalau ada, langsung bikin kita serasa lagi baca komik superhero. Bedanya, ini nyata, tanpa kekuatan super tapi punya hati super besar.
Bayangin, pemimpin yang jujur itu kayak kaca bening—transparan, nggak ada dusta di antara kita. Nggak pake drama dan nggak ribet sembunyi-sembunyi. Kalau ada apa-apa, dia ngomong apa adanya. Bukan jujur karena takut ketahuan, tapi memang karena prinsip! Nah, kejujuran ini yang bikin kita yakin, “Oke, kita ada di tangan yang tepat.”
Baca juga:
TP. PKK Kabupaten Asahan Raih 5 Penghargaan
|
Terus, pemimpin yang adil? Wah, ini keren banget. Mereka nggak main tebang pilih! Entah kamu orang biasa atau pejabat, perlakuannya sama. Mereka memegang prinsip keadilan seperti atlet angkat beban yang mengangkat barbel dengan mantap—nggak miring ke satu sisi. Adil kayak gini yang bikin kita, rakyat biasa, merasa dihargai.
Amanah, ah, ini dia yang mahal! Pemimpin yang amanah itu ibarat rumah dengan pondasi kokoh. Sekali diberi tanggung jawab, dia nggak main-main. Semua tugas dituntaskan, janji ditunaikan, dan kepercayaan rakyat dijaga. Mereka nggak pake alasan “Ah, kan cuma janji kampanye!” Nggak ada tuh kamusnya! Amanah itu prinsip mati yang nggak bisa ditawar-tawar.
Lanjut, pemimpin nggak diskriminatif. Ya, mereka nggak peduli kamu suku apa, agama apa, warna kulit apa, semua sama rata. Istilahnya, mereka bikin kita semua “nggak merasa lain.” Mau kamu dari Sabang sampai Merauke, pemimpin nasionalis ini nggak bakal melihat bedanya—semua anak bangsa adalah bagian dari perjalanan besar negara ini. Satu bangsa, satu keluarga.
Dan, yang nggak kalah penting, mereka nggak doyan korupsi! Bayangin, kalau tiap pejabat punya prinsip anti-korupsi, pasti hidup kita lebih adem. Korupsi itu ibarat kebocoran di ember, makin besar bocornya, makin cepat habis isinya. Tapi pemimpin ini, dia tahu kebocoran itu cuma bikin rakyat sengsara, jadi anti banget sama perilaku makan uang rakyat.
Eh, nggak cuma itu, mereka juga rela berkorban. Nggak mikirin nyaman pribadi, nggak mikir buat diri sendiri dulu, pokoknya selalu mikir “Ini baik nggak buat rakyat?” Mereka tahu kalau mau jadi pemimpin yang nasionalis, ada yang namanya pengorbanan—dan mereka terima itu. Bagi mereka, rasa nyaman itu nomor dua; nomor satu tetap bangsa dan rakyatnya.
Dan terakhir nih, mereka suportif dan motivatif. Pemimpin kayak gini nggak pelit dukungan, nggak pelit apresiasi. Kalau kamu punya ide cemerlang atau pengen berbuat baik, mereka pasti kasih semangat. Mereka tahu, kalau rakyatnya maju, negara juga bakal maju. Motivasi dan support yang dikasih ini bikin kita semua ngerasa “Wah, kita bisa, nih!”
Jadi, bayangin kalau kita punya pemimpin yang memenuhi semua ini—pasti Indonesia akan jadi tempat yang nggak cuma damai, tapi juga penuh semangat, gotong-royong, dan kemajuan. Inilah cerita tentang pemimpin yang nasionalis, yang bikin kita selalu bilang, “Bangga punya pemimpin seperti ini!”
HhhJakarta, 25 Oktober 2024
Hendri Kampai
Ketua Umum Jurnalis Nasional Indonesia/JNJ/Akademisi